Bernostalgia Di Pemandian Patemon Yang Tetap Eksis Dan Ramai Pengunjung

Jember, Pak JITU.com – Pemandian Patemon konon adalah kolam pemandian tertua yang ada di Kabupaten Jember. Air yang keluar secara alami secara terus-menerus dari perut bumi (Umbul) diantara bukit sekitar kolam menjadikan kualitas air disana terjaga kebersihannya.

Kwalitas air di Kolam pemandian yang berada di wilayah Dusun Krajan II Desa Patemon Kecamatan Tanggul ini, menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung selain tempatnya yang strategis karena dikelilingi perbukitan dan pepohonan rindang.

Belum diketahui secara persis kapan sebenarnya kolam renang ini mulai dikelola menjadi tempat wisata, informasi yang dihimpun dari berbagai sumber hanya menyebut bahwa Pemandian Patemon adalah tempat pemandian peninggalan Belanda. Namun sejak tahun berapa dibentuknya belum diketahui.

Sedang mitos yang berkembang Umbul di Patemon ini adalah tempat mandinya Dewi Rengganis sekaligus tempat bertemunya sang Dewi dengan Pangeran asal Makasar Andi Sose yang kemudian menjadi suaminya. Oleh karenanya tempat itu dinamai Patemon, yang berasal dari kata bahasa daerah Madura yang berarti pertemuan atau tempat bertemu.

BACA JUGA :   Tawarkan Keuntungan 2,3 Miliar Pertahun, Roy Shakti Sebut FEC Indonesia Punya Ciri Ponzi Mirip Jombingo

Berada di 2 kilometer sebelah utara Alun-alun Tanggul membuat Patemon tetap menjadi favorit untuk berlibur dalam libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025.

Untuk menjaga eksistensinya diantara banyaknya tempat wisata serupa yang kian menjamur pengelola Patemon menyediakan berbagai hiburan selama Nataru agar pengunjung betah berada disana.

Slamet, selaku pengelola Pemandian Patemon yang kini dikembangkan oleh dinas pariwisata Kabupaten Jember itu kepada Pak JITU.com mengaku memang mengalami penurunan pengunjung dibanding libur Nataru pada tahun-tahun sebelumnya.

Namun ia optimis tempat wisata yang di kelolanya itu akan tetap bisa eksis dan mampu bersaing dari 2 Kolam Pemandian serupa yang sudah ada di wilayah Kecamatan Tanggul.

“Kalau pengunjung biasanya itu kalau dulu umpamanya hari minggu nya dapat 700 orang, sekarang kadang-kadang hanya 350 orang. ” kata Slamet (29/12/24).

“Sangat berkurang sekali masalahnya sekarang ini terlalu banyak persaingan yang ada di wilayah Kabupaten jember,” imbuhnya.

Harga tiket masuk Patemon tidak ada kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu Rp. 7.500,- (Tujuh ribu lima ratus rupiah) untuk Dewasa, dan Rp. 5.000 (Lima ribu rupiah) untuk anak-anak.

BACA JUGA :   Soal MRT, Jokowi: Lebih Baik Mundur, Daripada Cepat Tapi Tidak Benar

“Kedepannya ini ditambah fasilitas agar pengunjung lebih banyak lagi. ” Harapnya.

Sementara itu Tamam, seorang pengunjung kepada media inu menyebut Patemon sebagai tempat bernostalgia.

“Dulu mau masuk kesini saja macetnya minta ampun, udah gitu sampek dalam masih desak-desakan,” ujarnya.

“Ya semoga tetap eksis, tempat ini tempat bernostalgia, jangan sampai seperti wisata Panorama Bukit Bedadung PBB yang kini ditumbuhi ilalang karena tidak terkelola dengan baik,” pungkasnya. (Fitriana)

Komentar Facebook

About The Author

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan