Beras Korban Banjir Tertukar Ternyata Di Sidrotul Muntaha

Jember, Pak JITU.com – Video dugaan penukaran beras bantuan korban banjir di wilayah kecamatan Bangsalsari yang viral beredar di media sosial diketahui terjadi di wilayah Desa Sukorejo. Hal tersebut dibenarkan oleh Camat Bangsalsari drs. Basukik, namun ia enggan berkomentar.

 

Sebelumnya dalam video yang beredar, warga mengeluhkan kwalitas nasi yang sedang masak, terdengar dalam video warga menganggap nasi tersebut tidak layak dikonsumsi manusia,

 

“Ini loh nasinya seperti karak (Nasi yang dikeringkan dan dimasak kembali),” ucap seseorang yang belum diketahui identitasnya itu, dalam bentuk kalimat bahasa daerah jawa.

 

“Seperti pakannya mentok (angsa),” imbuhnya dibagian awal video berdurasi 21 detik itu.

 

Suara yang diduga dari perekam video itu juga menyebut bahwa beras yang dimasak sudah dimakan kutu seraya menunjukkan kantong beras bergambar naga.

 

“Banyak kapangnya (kutu beras),” tegasnya diakhir video itu.

 

Dikonfirmasi perihal tersebut Kepala Desa Sukorejo Luluk Novita Sari, membantah telah melakukan penukaran beras bantuan korban banjir dari Dinas Sosial. Menurutnya peristiwa dalam video itu terjadi didapur umum saat memasak untuk pekerja yang sedang membersihkan sampah yang menyumbat jembatan Sidrotul Muntaha di wilayah Dusun Krajan.

Jembatan Sidrotul Muntaha Dusun Krajan, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. Foto : Tangkapan layar Map
Jembatan Sidrotul Muntaha Dusun Krajan, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. Foto : Tangkapan layar Map

 

BACA JUGA :   Peringati Hari Kependudukan Sedunia, Dispenduk Jember Laksanakan Pelayanan Adminduk Gratis 3 Hari

Meski demikian Luluk tidak membantah bahwa beras bergambar naga itu darinya, namun disebutnya warga salah ambil dari gudang dimana ia mengaku memang memiliki banyak stok beras.

 

“Bukan ditukar, orang-orang itu ngambilnya keliru, aku banyak beras,” jelasnya (4/2/25).

 

Lebih lanjut Kepala Desa berkacamata itu menyebut semua bantuan logistik itu dari pribadinya untuk warga yang sedang kerja bakti membersihkan sampah.

 

“Kalau memang mau ditukar sebelum dikasih bantuan sama dinsos setiap harinya aku yang biayai, setiap harinya yang masak, yang belikan nasi puluhan orang itu sampek hampir 50 orang, saya tiap harinya,” bebernya.

 

“Kalau cuma beras sebungkus ditukar buat apa? wong setiap kerja bakti saya yang memenuhi kebutuhannya,” imbuhnya menegaskan.

 

Menanggapi kalimat dalam video yang menyebut bahwa nasi itu untuk makanan angsa, Luluk menyayangkannya. Ia menyebut bantuan yang masuk tidak cukup karena hanya 2 paket sembako dan ketika diketahui salah ambil langsung diganti meskipun yang sudah terlanjur dimasak tetap dikonsumsi.

 

BACA JUGA :   Pemdes Tugusari Gelar Rakor Dengan Pendamping PKH

“Tidak ada lah, kalau pakan bebek itu kan dedak (Kulit padi yang dihaluskan),” sergahnya dalam bahasa daerah jawa.

 

Sementara itu Yoyon tim Tagana Desa Sukorejo, saat dikonfirmasi menyebut memang baru mendistribusikan 2 paket sembako saja yang diperuntukkan dalam giat kerja bakti di wilayah Desa Sukorejo tersebut, adapun bantuan untuk Kelompok Penerima Manfaat (KPM) masih menunggu hasil proses penilaian atau pengumpulan data untuk di evaluasi (Assessment).

 

“Sementara kami distribusi 2 Paket sembako untuk Giat kerja bakti. Untuk Logistik Ke KPM Belum kami Distribusikan Menunggu hasil Assessment di lapangan,” Pungkasnya. (Fitriana)

Komentar Facebook

About The Author

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan